Turnover Karyawan Tinggi

Turnover Karyawan Tinggi

Perhatikan Kebutuhan Karyawan

Untuk mengetahui hal ini, baik manajer ataupun HR dapat melakukan komunikasi secara langsung dengan karyawab untuk mendapatkan feedback.

Selain sebagai medium interaksi antara karyawan dan perusahaan, hal ini juga dipercaya untuk meningkatkan keterlibatan karyawan.

Misal dengan melakukan pertemuan bulanan atau per-departemen untuk menyampaikan hal-hal apa saja yang perlu menjadi perhatian bersama.

Dengan mengetahui kondisi karyawan, Anda bisa lebih sigap dalam menyiapkan langkah selanjutnya. Sehingga tingkat turnover dapat dijaga.

Baca Juga : Contoh Absensi Online Gratis Dengan Web Google Forms Hingga Aplikasi Mobile App Berbasis Android

Berapa Tingkat Turnover Karyawan yang Ideal?

Meskipun employee turnover rate akan bervariasi antara industri, turnover karyawan yang ideal biasanya berada di kisaran 10-15%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keseimbangan yang baik antara kehilangan karyawan dan merekrut talenta baru.

Jika angka turnover terlalu rendah, ini mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memiliki dinamika yang cukup untuk menyaring atau mengembangkan karyawan. Namun, jika terlalu tinggi, itu bisa menjadi sinyal negatif bahwa perusahaan menghadapi masalah serius dalam retensi karyawan.

Budaya Perusahaan yang Positif

Suasana kerja yang positif dan sehat dapat membuat karyawan nyaman bekerja. Bagaimana membangun lingkungan kerja positif tersebut? Anda bisa memulai dari membangun budaya saling menghargai dan menghormati satu sama lain, memberikan apresiasi atas kinerja karyawan, mendorong kerjasama tim, dan menerapkannya secara konsisten.

Demikian pembahasan tentang faktor utama turnover karyawan tinggi dan cara mengatasinya. Sebagai pemilik bisnis atau HR, Anda harus mengutamakan kesejahteraan karyawan agar mereka mau bekerja sama membangun perusahaan. Jika Anda punya cara lain untuk mempertahankan karyawan, boleh bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!

Apakah Anda pernah mendengar mengenai turnover karyawan? Sebenarnya apa itu turnover dan bagaimana dampaknya bagi perusahaan serta cara mengatasinya?

Perusahaan yang bagus dikenal memiliki reputasi baik dalam banyak aspek. Mulai dari laba yang diperoleh sehingga meyakinkan para investor; memiliki manajemen perusahaan yang baik; menjalankan aspek good corporate governance yang patuh terhadap peraturan pemerintah; hingga memiliki employee turnover rate atau turnover pada karyawan yang rendah. Di artikel ini akan fokus pada aspek ketiga yang merupakan tantangan dinamis yang dialami setiap perusahaan.

Mari kita pelajari dulu sebelumnya mengenai pengertian dari turnover.

Mengenal Pengertian Turnover dan Penyebabnya dalam Aktivitas Bisnis

Istilah turnover merupakan perputaran atau keluar masuknya karyawan yang lazim terjadi dalam organisasi atau perusahaan. Perputaran ini dapat dilihat tingkatannya apakah tepat atau cenderung menghambat kinerja perusahaan di masa kini atau mendatang. Tingkat efektivitas perputaran dapat dilihat berdasarkan jumlah tenaga kerja yang berhenti bekerja dalam periode waktu yang ditentukan.

Dilansir dari Matriano, turnover intention karyawan dalam suatu perusahaan terbagi dalam dua jenis, fungsional dan disfungsional. Jenis fungsional merupakan karyawan berkinerja rendah meninggalkan perusahaan secara sukarela, dan ini tergolong menguntungkan perusahaan. Kemudian jenis disfungsional adalah ketika karyawan berkinerja tinggi keluar dari perusahaan atas permintaannya sendiri, dalam hal ini terjadinya voluntary turnover merupakan kerugian bagi perusahaan.

Turnover disfungsional menjadi perhatian terbesar bagi manajemen karena dampak negatifnya terhadap kinerja umum perusahaan. Ada dua jenis turnover disfungsional, yaitu yang dapat dihindari serta yang tidak dapat dihindari. Perputaran/turnover yang dapat dihindari disebabkan oleh kompensasi yang rendah, ketidakcocokan pekerjaan, lingkungan kerja yang buruk, dan demotivasi.

Di sisi lain, turnover yang tidak dapat dihindari disebabkan oleh migrasi keluarga, penyakit serius, kematian, dan masalah pribadi lainnya. Perputaran yang dapat dihindari dapat dikendalikan dan organisasi perlu menerapkan strategi retensi untuk mengurangi perputaran karyawan dalam organisasi.

Alternatif Mencegah Turnover yang Tinggi

Gangguan pada Budaya Perusahaan

Setiap kali ada pergantian karyawan, ada potensi untuk gangguan dalam budaya perusahaan. Integrasi karyawan baru ke dalam budaya perusahaan memerlukan waktu dan energi, dan terlalu banyak pergantian karyawan dapat mengganggu stabilitas budaya.

Fakta Tingkat Turnover yang Tinggi

Tingkat turnover berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai obyektif bisnis dan merupakan kunci yang perlu diperhatikan para eksekutif. Alasan orang-orang berhenti bekerja bervariasi dan perusahaan tidak selalu bisa menghentikannya.

Salah satu pengendali atrisi adalah demografi: pengunduran diri generasi baby boomer meningkat drastis beberapa tahun belakangan. Sedangkan milenial juga tidak menetap pada pekerjaan mereka untuk waktu yang lama, jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Di antara para karyawan, mereka yang berusia 60-64 tahun sudah bekerja paling tidak 10 tahun di pekerjaan terakhir mereka.

Kemudian ada isu pasokan dan tuntutan. Untuk peran tertentu dan di area tertentu, jumlah karyawan dengan skill yang tepat tidak cukup untuk memenuhi lowongan yang dibuka. Misalnya saja sering kita melihat selama bertahun-tahun terjadi kekurangan tenaga medis profesional, ilmuwan dan matematikawan, ahli perdagangan, insinyur, dan ahli IT. Tentu banyak kekurangan ini akan terus berlanjut bahkan dengan laju pengangguran yang lebih tinggi dari laju normal.

Pada akhirnya, karyawan menginginkan hal lebih dari perusahaan tempat mereka bekerja ― tidak hanya uang. Bahkan generasi baby boomer mencari lebih dari gaji yang stabil dan menyatakan bahwa bekerja untuk perusahaan dengan misi yang bertujuan jelas adalah prioritas utama. Survei LinkedIn’s Talent Trends 2020 menunjukkan bahwa seseorang ingin bekerja untuk perusahaan dan dengan rekan yang menginspirasinya.

Masalah yang Akan Terjadi Jika Turnover Karyawan Tinggi

Umumnya, laju employee turnover yang tinggi merupakan sinyal pertanda adanya masalah ― bisa jadi permasalahan perusahaan dalam proses rekrutmen, budaya perusahaan, struktur keuntungan dan kompensasi, manajer individual, pola training dan progres karir, dan lain sebagainya.

Laju employee turnover harus dilihat lagi konteksnya, kemudian juga industrinya; misalnya perhotelan dan ritel biasanya mempunyai perputaran karyawan yang lebih tinggi daripada rata-rata. Sebuah perusahaan seharusnya menjadikan laju turnover sebagai tolok ukur lintas bisnis serupa di industri tertentu untuk memahami seberapa baik mereka mempertahankan karyawannya.

Budaya Perusahaan yang Tidak Sehat

Apakah Anda mau bekerja di tempat yang membuat mental dan fisik sakit? Tentu saja tidak. Lingkungan kerja yang penuh konflik, kurangnya kerjasama tim, atau budaya yang tidak inklusif dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman dan tidak termotivasi untuk tetap tinggal.

Kompensasi yang Tidak Memadai

Gaji dan tunjangan yang tidak sesuai dengan harapan karyawan bisa menjadi penyebab utama employee turnover rate yang tinggi. Ketika karyawan merasa bahwa upah mereka tidak sebanding dengan beban kerja atau standar industri, mereka cenderung mencari peluang di tempat lain yang menawarkan kompensasi lebih baik.

Lingkungan kerja yang toxic dan budaya kerja yang saling sikut bisa menjadi penyebab turnover karyawan yang tinggi. Ketika karyawan merasa tidak nyaman, tertekan, atau tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari manajemen, loyalitas mereka terhadap perusahaan akan menurun. Budaya organisasi yang buruk menghasilkan ketidakpuasan dan ketidakstabilan, yang pada akhirnya mendorong karyawan untuk resign.

Karyawan yang tidak melihat jalur karier yang jelas atau tidak mendapatkan peluang berkembang secara profesional mungkin merasa stagnan di perusahaan. Ketika mereka merasa tidak ada ruang untuk kemajuan, mereka berpotensi mencari posisi di perusahaan lain yang menawarkan pertumbuhan karier lebih menjanjikan.