Pulau Seribu Yang Paling Bagus

Pulau Seribu Yang Paling Bagus

Kondom Sutra Gerigi

Salah satu merek kondom bergerigi ini ditujukan untuk dapat membantu meningkatkan gairah seksual pasangan.

Bahan lateks premiumnya menciptakan kenyamanan yang membuat penggunanya serasa tidak menggunakan kondom.

Meski tipis dan ringan, Kondom Sutra Gerigi telah teruji secara elektronis diklaim dapat:

Nomor registrasi BPOM: AKL 21104812841

Kondom Simplex Super Safe

Jika Anda berpikir kondom yang paling bagus merk apa? Produk satu ini bisa jadi pilihannya.

Simplex Kondom Super Safe Brown merupakan alat kontrasepsi yang bisa digunakan untuk mencegah kehamilan dan mengurangi risiko terinfeksi penyakit menular seksual.

Produk ini diklaim termasuk salah satu merek kondom dengan spermisida.

Artinya, mampu mengurangi jumlah sperma yang keluar saat berhubungan seks dan menghambat aktivitasnya menuju rahim.

Namun, pastikan Anda melakukan konsultasi dulu jika memiliki alergi terhadap lateks sebelum memakai kondom ini.

Nomor registrasi BPOM: AKD 21105900332

Sensitif Vivo Kondom 0.03

Sedang mencari merk kondom yang bagus dan bingung mau yang apa? Sensitif Vivo Kondom 0.03 bisa menjadi pilihan.

Kondom Sensitif Vivo 0.03 Superthin merupakan produk Vivo yang memiliki ketebalan yang tipis.

Meski tipis, merek kondom ini tetap mengutamakan keamanan dan kenikmatan bagi pasangan tanpa takut mengalami kebocoran.

Selain itu dengan aroma jasmine yang terdapat dalam kondom ini dapat membantu menambah kepuasan dan tingkat sensitivitas selama berhubungan.

Ukuran kondom dari Vivo ini memiliki lebar 53 mm dan dapat menyesuaikan bentuk hingga 5 mm.

Nomor registrasi BPOM: AKL 21104814009

Fiesta Kondom Max Dotted

Produk ini cukup unik karena memiliki kontur bintik-bintik lebih lebar sehingga dapat memberikan rangsangan pada titik sensitif wanita.

Fiesta Kondom Max Dotted juga mengandung pelumas non-spermicidal yang membantu agar sesi bercinta Anda lebih mudah, nyaman dan menyenangkan.

Anda dan pasangan juga dapat menggunakan produk ini bersamaan dengan pelumas tambahan berbahan dasar air atau lidah buaya agar lebih nyaman.

Nomor registrasi BPOM: AKL 21104511289

Liputan6.com, Jakarta: Sebuah wacana sensitif ditiupkan Sutiyoso, awal pekan silam. Gubernur DKI Jakarta itu berniat merelokasi perjudian di Kepulauan Seribu. Meski bukan isu baru, masyarakat tetap saja mengomentarinya secara beragam. Ada yang setuju, ada juga yang tidak setuju. Namun, banyak pula yang tak mempunyai sikap jelas. Terserah Pemda deh, kita mah ikut aje. Begitu kira-kira. Sutiyoso memang berniat membangun fasilitas pendukung sarana perjudian di kepulauan yang berada di utara Ibu Kota itu. Rencana ini bukan tak berdasar. Praktik perjudian di daratan Ibu Kota makin sulit diberantas, walau Pemda telah bekerja sama dengan polisi. Itulah sebabnya, pemindahan lokasi judi ke tempat yang sulit dijangkau warga menjadi pilihan yang paling tokcer. "Kini tinggal menunggu persetujuan DPRD," ujar Sutiyoso. Selain itu, Sutiyoso yang juga mantan Panglima Daerah Militer Jaya tampaknya paham betul jika lokalisasi judi dapat mendongkrak pendapatan asli daerah. Ini dapat membantu Pemda Jakarta yang memang memerlukan duit banyak untuk membangun Ibu Kota agar lebih mengkilap lagi. Istilahnya, di tengah kas Pemda yang seret, uang pasti bakal gampang diraup dari meja judi. Tersiar kabar, jika Pemda berhasil merelokasi perjudian, uang kas akan bertambah Rp 1,5 sampai Rp 1,8 triliun per tahun. Luar biasa. Jika tak percaya, tengok saja pengalaman Ali Sadikin, mantan Gubernur DKI (1966-1977). Tak seorang pun menyangkal bahwa limpahan uang perjudian yang dilegalkan Bang Ali dapat menyulap Jakarta dari daerah kumuh, menjadi kota yang sedikit mentereng. Saat itu, Gubernur Ali memang memberikan kepercayaan kepada pengusaha Apyang dan Yo Putshong untuk mengelola perjudian di kawasan Ancol, Jakarta Utara, bernama Copacabana--ditutup pada April 1981 dan sekarang dijadikan Hotel Horizon. Ini membuat judi Lotto (lotere totalisator), petak sembilan, dan hwa-hwe, yang tadinya dimainkan secara sembunyi, mulai terang-terangan dimainkan masyarakat. Secara fisik, hasilnya memang luar biasa. Kas Pemda Jakarta kontan bertambah gemuk. Sejumlah gedung sekolah, rumah sakit, dan Puskesmas langsung didirikan. Jalan-jalan juga mulai diperbaiki. Ibarat kata, jalan-jalan di Jakarta yang mulanya becek, langsung bisa buat bersepatu roda. Jakarta pun lebih menyala di malam hari. Kondisinya berubah 180 derajat. Pokoknya, benar-benar meriah. Tapi Ali belum puas. Ia terus membenahi pemukiman kumuh dengan membangun proyek M.H. Thamrin--kini mejadi jalan utama di Ibu Kota. Ali juga merenovasi Taman Monas serta membangun Taman Ismail Marzuki, Gedung Arsip Nasional, Gelanggang Remaja Kuningan, Pasar Seni Ancol, Planet Senen, sampai lokalisasi pelacuran Kramat Tunggak. Alhasil, di akhir jabatannya, Bang Ali berhasil mengumpulkan kas sebesar Rp 17 miliar. Saat itu, angka belasan miliar rupiah jelas bukan jumlah yang sedikit, mengingat anggaran awal Pemda hanya Rp 66 juta. Artinya, Bang Ali yang dijuluki Gubernur Maksiat sukses melipatgandakan uang Pemda sekitar 250 kali lebih banyak. Mengutip Direktur Center for Indonesian Regional and Urban Studies (CIRUS), Andrinof A. Chaniago, rencana Sutiyoso melokalisasi perjudian memang harus dilihat secara proporsional. Maksudnya, jika perjudian benar-benar dipindahkan ke pulau yang kosong, rencana lokalisasi itu menjadi realistis. "Bisa saja, asalkan Pemda juga menyiapkan perangkat hukum yang jelas," kata Andrinof. Senada dengan Andrinof, Wakil Ketua DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) Muhaimin Iskandar juga menilai bahwa ide lokalisasi tempat perjudian sebagai gagasan bagus yang perlu dipertimbangkan. Sebab, suka tidak suka, kasus perjudian tetap marak di Tanah Air, meski ada perundang-undangan yang melarang. Karena itu, perlu dicari bentuk lain penanggulangan perjudian. Lokalisasi adalah satu di antaranya. "Tapi itu perlu persetujuan DPR dan DPRD," kata dia. Muhaimin tidak bohong. Praktik perjudian memang marak, baik yang dilakukan secara sembunyi maupun terang-terangan. Masyarakat juga mahfum jika permainan judi di kawasan Mangga Besar, Kota, Harco, Glodok, Hayam Wuruk, dan Kalijodo begitu diminati. Di tempat itu, semua permainan yang menjadi jalan pintas untuk kaya (atau miskin?) tersedia. Dari rolet, bola tangkas, mickey mouse, qiu-qiu, kasino, sampai koprok. Omzet per malamnya pun sangat luar biasa. Bisa mencapai ratusan juta rupiah. Bahkan, menurut mantan narapidana Anton Medan, omzet perjudian di sejumlah kawasan bisa mencapai miliaran rupiah. Bagi yang takut mendatangi tempat perjudian, karena tak biasa atau takut digerebek, bandar judi juga bisa memanjakan Anda dengan sejumlah permainan di media online. Menurut laporan Jupiter Media Metrix Inc yang ditulis Infokomputer, situs judi seperti www.casino.com, webstakes.com, aceshigh.com, luckynugget.com, dan bingocanada.com sangat ramai diklik atau dikunjungi. Selama 2001, casino.com dan webstakes.com memiliki jumlah unique visitor sebanyak 2,3 juta orang. Sedangkan aceshigh.com 2,1 juta pengunjung dan luckynugget.com sebanyak 1,7 juta pengunjung. Karena, seperti halnya pelacuran, perjudian memang sangat sulit diberantas. Kini wacana telah bergulir, tanggapan juga sudah bertebaran. Pemda Jakarta pun telah mengirim utusan ke Genting Highland--lokasi perjudian di Malaysia. Namun, tetap saja legalisasi lokalisasi perjudian tak bisa diberlakukan. Terlalu banyak rintangan yang menghalangi rencana tersebut. Padahal, berdasarkan hasil studi banding ke Malaysia, rencana melokalisasi perjudian di Kepulauan Seribu adalah pilihan terbaik dalam upaya mengendalikan dan mempersempit dampak buruk perjudian. Sejumlah kalangan masyarakat, baik secara perorangan, atas nama organisasi, lembaga swadaya masyarakat, maupun partai mengecam rencana lokalisasi perjudian. Bahkan, masyarakat Kepulauan Seribu juga menolak rencana Pemda memindahkan perjudian di tempat tinggal mereka. Majelis Ulama Indonesia malah terang-terangan menolak rencana Sutiyoso. Selain telah diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, lokalisasi tak menjamin perjudian akan hilang. "Itu maksiat dan tak bisa ditolerir," kata Umar Shihab, Ketua MUI, tegas. Apalagi, semua agama melarang praktik perjudian. Selain MUI, Partai Keadilan, PPP Reformasi, Partai Bulan Bintang, dan terakhir Polda Metro Jaya juga menolak legalisasi perjudian. Menteri Agama Said Agil Husein Al Munawar malah meminta Sutiyoso menegakkan law enforcement daripada melokalisasikan perjudian di Kepulauan Seribu. Ia meminta semua penjudi yang tertangkap tangan ditindak tegas. "Mereka bisa dikenai hukuman Pasal 303 KUHP dan Peraturan Pemerintah Nomor 9/1981," ujar Said Agil. Lagi pula, siapa yang berani menjamin bahwa perjudian di daratan akan lenyap jika dipindahkan ke kepulauan. Semua kembali ke Pemda dan DPRD Jakarta. Tetap ngotot melokalisasi perjudian atau menghukum para penjudi secara tegas? Masyarakatlah yang akan melihatnya. Bagaimana Bang Yos?(ULF)

The Thousand Islands (Pulau Seribu) are a chain of 342 islands stretching 45 km to the north of Jakarta’s coast.A decree states that 36 islands may be used for recreation. Of these, only 13 islands are fully developed: 11 islands are homes to resorts and two islands are historic parks. Twenty-three islands are privately owned and are not open to the public. The rest of the islands are either uninhabited or support a fishing village.

As we learned later, the Thousand Islands is rather a day-trip destination which you book as a package. Thus, we were among the few tourists who didn’t come with a tour and probably the only non-local tourists on the Pari island. No surprise that we, and especially Mia, were getting full attention of the locals. Almost everyone was trying to cuddle Mia on her cheek or take a photo with her.

English is barely spoken here. A huge help was Google Translator, so we could communicate with locals in terms what we wanted. For example  we were searching for candles for Christmas and learnt they were callen “Lilin”.You can go to Pulau Seribu from two terminals: Marina Ancol with a speedboat and from Marina Pelabuhan Muara Angke with a slowboat.

Speedboats leave Marina Ancol (Dermaga 16) at around 8 o’clock in the morning. A ticket costs 160000 rupies (under 10 Euro). The trip lasts about one hour.

On the island there are more homestays than you could see on Booking.com. Thus, I suppose you can stay overnight spontaneously, without booking a room in advance. We stayed at Solata Homestay, one of few options which were shown on the booking page. The room was very basic. However, there was an a/c and a private toilet/shower. But the view was fantastic! The homestay is situated close to the haven directly at the beach.

The most beautiful beach of the island is the Virgin Beach. The entrance fee of 5000 rupies (30 cent) pp goes into a donation box. Here, you can go on a short boat trip through the mangroves with a local fishermen for around 50000 rupies (3 Euro) or rent a kayak for 3000 rupies (20 cent).

For a lunch we can recommend Tony Cafe at the beach. They offer grilled fish, squids, chicken and nasi goreng (fried rice with an egg on top) as well as hot and cold drinks.

Another nice and mire secluded beach on the island is the Star Beach. The entrance fee 2500 rupies (15 cent) pp goes into a donation box.

In the morning litter is being collected by a special service arriving by boat. Unfortunately, the amount of trash coming out of the ocean is so high that the service does not manage it to full extent.

Pulau Seribu is a place where mangrove forests are being planted. Did you know that mangrove ecosystems are powerful carbon sinks, sucking up carbon dioxide from the air to store in their roots and branches?

The island lives itstidal schedule. In the morning the water is at the beach. If the ebb is strong, the guesthouses directly at the coast can be floated too. In the afternoon, at the flow, locals are gathering mussels to cook them later in a stew.

As we had three full days on Pulau Pari, we decided to take a trip to the neighbour island Pulau Pramuka, which is the capital of Pulau Seribu. We were told that the ferry starts at 8 am. So we were at the port by 7:50 am to buy tickets (23000 rupies pp). But we were not told the ferry starts at 8 am from Jakarta… So we embarked at around 9:45 am and in 30 minutes of very, very wavy ride, I almost started feeling sick, we got off on the island Pramuka.

This island looks more modern, with more solid buildings and better roads than on Pari island. Though the beach here, Sunset Pantai, is very small and not as attractive as the beaches on Pulau Pari.

A cool place where locals are spending time is the skateboard park. You can rent a board for 10000 rupies (ca. 60 cent) for an hour there and train your balance a bit. I was surprised to see many kids riding skateboard very sure. Mia was allowed to skateboard as well, first time in her life, and that was a lot of fun.

We also discovered Pusat Sanctuary Penyu, a sea turtle conservation center and were given a short tour for 7500 rupies (46 cent) pp. With the same ticket we were able to visit the mangroves walk nearby.

For lunch we were circling the island to find any restaurant, where the food would not be standing in plates on the sun. The place next to the skateboard playground looked the most trustworthy, as I spotted chicken being boiled and asked the cooking ladies to roast it directly (“goreng?” – “goreng!”) and serve rice (nasi) with it. Matze went for a beef soup with greens and instant noodles. Two meals and two drinks cost us 75000 rupies (4,5 Euro).

Often we have seen chips being dried directly on the street. I risked to try them – that was fish, so I couldn’t force down the bite, being aware the conditions it was dried at. What did you hope for, Ksenia? Veggies, obviously. Indeed, on the island several types of vegetable chips are being produced. You can buy them in the local minimarkets.

On the islands, everyone rides a bike or a motorbike. Sometimes you can see families of 4 on a bike with babies on an arm.

Going back to Pulau Pari was an adventure. When we arrived, two parties confirmed us that the departure back to Pari was planned at 1 pm. When we got to the haven by 1 pm, there were no tickets already. “Next ferry is tomorrow at 10 pm”. This answer was not satisfactory at all. The police officer was so kind to ask at the other agency if there were tickets for a 3 pm ferry. We had luck – there were tickets on sale.  We even happily agreed to pay the price seven times higher than we paid to get to Pramuka (same price to get back to Jakarta – 190000 rupies (11,5 Euro) pp.). Let’s say, this price we paid for a bigger boat and less wavy ride and thus more enjoyable experience of getting back to the Pari island.

Returning from Pari island to the mainland was quite easy: we had two options to choose from: a slowboat at 10 am and a speedboat at 3 pm. We decided to get to Jakarta earlier and decided to take the slowboat (which is only insignificantly slower than the speedboat). The tickets cost 72000 (4,3 Euro) rupies pp. The trip took exactly 2 hours, after taking off with 30 mins delay. All passengers were sitting on life wests on the floor of the upper deck. To my surprise there were even plugs to charge a phone.

Pulau Bidadari merupakan salah satu Pulau Resort yang berada di kawasan Kepulauan Seribu atau yang seringkali kita sebut Pulau Seribu. Pulau Bidadari dikelilingi oleh beberapa pulau kecil lainnya yang memiliki sejarah tentang kota Jakarta seperti Pulau Onrust, Pulau Khayangan dan Pulau Kelor. Pulau Bidadari dapat ditempuh dari dermaga Marina Ancol dengan jarak tempuh kurang lebih 25 menit menggunakan speedboat.

Sama seperti pulau Kelor dengan benteng Martello-nya, Pulau Bidadari juga memiliki Benteng yang sama dan bentuk yang sama. Tapi tahukah anda, Benteng yang dibuat pada abad ke-19 ini memiliki legenda kota yang cukup menarik untuk diketahui? Sejarah menyebutkan bahwa ketiga Pulau di kawasan Pulau Bidadari ini dihubungkan dengan terowongan bawah laut yang dibangun oleh orang Belanda. Dapat anda bayangkan bagaimana cara mereka untuk menghubungkan antar pulau dengan terowongan bawah laut? Kemudian setelah Indonesia merdeka, banyak masyarakat lokal yang mengetahui pintu masuk rahasia terowongan bawah laut ini tergiur oleh kabar harta karun peninggalan Belanda yang tercecer di dalam terowongan. Setelah kabar harta karun merebak luas, banyak orang berbondong – bondong masuk ke dalam terowongan namun naas tidak semuanya dapat kembali keluar dari terowongan tersebut. Pemerintah kemudian mengambil tindakan tegas untuk menutup pintu rahasia terowongan tersebut agar tidak muncul lagi korban – korban dari masyarakat dan pintu itu masih tertutup sampai sekarang.

Tidak hanya sejarah yang ditawarkan, Pulau Bidadari kini menawarkan konsep baru dengan nuansa tempo dulu yang diharapkan mampu membawa anda ke beberapa zonasi seperti Pecinaan, Betawi tempo dulu dan Gandaria tempo dulu. Setelah menghabiskan beberapa bulan untuk merenovasi Pulau, kini Bidadari tampil jauh lebih menarik ditambah kolam renang berkonsep tak terbatas atau Infinity Swimming Pool dan front office bertemakan Benteng pertahanan Belanda. Renovasi besar – besaran ini dilakukan tidak hanya untuk menarik pengunjung namun memberikan atmosfir baru dan pilihan baru untuk bersaing dengan pulau – pulau resort lainnya yang terletak di Pulau Seribu. Apakah anda tertarik untuk menginap di rumah tempo dulu? Jika demikian, maka Pulau Bidadari adalah tempat yang cocok untuk anda berlibur.

Pernahkah Anda bertanya-tanya, “Kondom yang paling bagus merk apa yang bisa mudah saya temukan?” Hal ini wajar terlintas di pikiran sebagian orang, terutama jika Anda benar-benar mengutamakan keamanan dalam berhubungan seksual. Nyatanya, tak sulit menemukan kondom yang berkualitas yang telah dijual di pasaran.

Okamoto Kondom Crown

Salah satu rekomendasi kondom yang bagus ini memiliki bahan yang tipis dan tekstur halus sehingga tidak mengganggu sensasi saat berhubungan intim.

Okamoto Cool diklaim memiliki bahan yang tidak mudah sobek sehingga bisa mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual.

Nomor registrasi BPOM: AKL 21105012195

Itulah sejumlah rekomendasi merek kondom yang paling bagus yang bisa Anda coba.

Pastikan Anda telah membaca kandungan dan cara penggunaan yang tepat serta kualitas produk agar kegiatan intim Anda tetap aman.

Jika Anda merasa kondom sebagai alat kontrasepsi kurang cocok dengan Anda dan pasangan, konsultasikan kepada dokter untuk menggunakan jenis kontrasepsi yang lainnya.

[embed-health-tool-ovulation]

rekomendasi merek kondom yang paling bagus

Tak ada lagi alasan untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom terutama bagi Anda yang ingin mencegah kehamilan atau risiko penyakit seksual.

Berikut ini kami rangkum 8 rekomendasi merk kondom apa saja paling bagus yang bisa Anda jadikan pilihan.

Durex Kondom Love merupakan salah satu varian produk kondom Durex yang didesain khusus untuk memaksimalkan pengalaman bercinta Anda dan pasangan.

Produk ini menawarkan kenyamanan dan kenikmatan dalam aktivitas bercinta bersama pasangan setiap saat.

Durex Kondom Love memiliki ukuran yang lebih lebar dan mengandung pelumas lembut. Produk ini juga telah diuji untuk mencegah kebocoran dengan standar kualitas global.

Nomor registrasi BPOM: AKL 21105214177

Kondom yang paling bagus merk apa? Ini cara kami memilih rekomendasinya

Dalam memilih produk kondom, harus dipastikan bahwa produk tersebut mengutamakan kualitas perlindungan.

Kondom tidak dimaksudkan untuk kehamilan dan tidak boleh digunakan untuk seks penetrasi.

Selain itu, jika Anda atau pasangan memiliki alergi terhadap kandungan lateks, sebaiknya pilih jenis kondom non-lateks.

Mengutip dari laman Better Health, alat kontrasepsi berupa kondom memiliki sejumlah kegunaan, berikut penjelasannya.

Fiesta Kondom Ultra Thin

Produk kondom satu ini merupakan salah satu varian kondom Fiesta yang memiliki ukuran jauh lebih tipis dibanding jenis kondom fiesta lainnya.

Produk Fiesta Kondom Ultra Thin memberikan rasa yang lembut ketika dipakai. Cocok untuk Anda yang bingung mencari apa merk kondom tipis paling bagus.

Tak hanya itu, produk ini juga telah memenuhi standar mutu kualitas tertinggi ISO 4074 sehingga aman dan tidak menyebabkan iritasi.

Anda pun tak perlu bingung lagi memikirkan kondom yang paling bagus merk apa yang bisa jadi pilihan.

Nomor registrasi BPOM: AKL 21104511278

Durex Kondom Fetherlite

Durex Kondom Fetherlite dibuat dari lateks alami dengan ketebalan hanya 0.055 mm (20 persen lebih tipis dari kondom Durex lainnya).

Produk ini dapat meningkatkan sensitivitas dan intimasi saat berhubungan intim karena tidak serasa memakai kondom.

Durex Kondom Fetherlite memiliki diameter 52.5 milimeter dengan fitur easy-on-shape, sehingga pria mudah memakainya.

Selain itu, kondom dari Durex ini juga dilengkapi pelumas yang menciptakan hubungan intim yang nyaman dengan pasangan.

Nomor registrasi BPOM: AKL 21105214071